Firman Hidup

Pekerjaan Baik yang Telah Dipersiapkan Allah  Bagi Kita (PDF) Versi PDF



Pekerjaan Baik yang Telah Dipersiapkan Allah Bagi Kita



Banyak orang alergi mendengar kata “perbuatan atau pekerjaan baik.” Bagi mereka kata itu seakan menyiratkan bahwa keselamatan diperoleh bukan karena anugerah melalui iman tetapi karena perbuatan baik. Tentu saja bukan ini maksudnya. Keselamatan diperoleh sebagai anugerah melalui iman! Namun, Yakobus menyatakan dengan jelas bahwa: “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yakobus 2:17). Keselamatan hanya dapat diperoleh melalui iman. Tetapi, iman itu bukan iman yang sejati apabila tidak ada perbuatan baik yang dinyatakan dalam hidup seseorang yang telah mengakui dirinya orang percaya.

Dan Allah bukan hanya ingin agar kita melakukan perbuatan baik, tetapi Ia pun telah mempersiapkan perbuatan-perbuatan baik itu untuk kita lakukan! Sebagaimana dikatakan dalam Efesus 2:10:

Efesus 2:10
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

Allah telah mempersiapkan pekerjaan baik untuk kita lakukan dan Ia melakukannya dengan tujuan agar kita hidup di dalamnya. Jadi, bukan kita yang mempersiapkan pekerjaan baik itu, tetapi Allahlah yang telah mempersiapkannya untuk kita lakukan. Bagian kita adalah kita harus hidup di dalamnya, atau dengan kata lain kita harus menyadarinya, kita harus melakukannya.

Hal lain yang sangat penting adalah: pada saat kita percaya dalam hati kita kepada Tuhan Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya, kita pun dilahirkan kembali dan menjadi ciptaan baru. Sebagaimana dikatakan dalam 2 Korintus 5:17: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru.” Sekarang gabungkan ini dengan “diciptakan untuk” dari Efesus 2:10 (ditandai dengan warna merah pada kutipan di atas), maka kalimatnya menjadi: kita adalah ciptaan baru, diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya! Dengan kata lain, kita tidak dapat berkata “Saya adalah ciptaan baru melalui Kristus, tetapi tidak masalah kalau saya tidak mau melakukan perbuatan baik yang untuknya Allah menciptakan saya.” Hal seperti ini adalah sesuatu yang kontradiktif. Bila kita benar-benar ciptaan baru, kita akan berusaha untuk hidup seperti seorang ciptaan yang baru, yaitu dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang untuknya kita diciptakan!

Sekadar memperjelas makna “diciptakan untuk” ini: mari kita menggunakan kata ini misalnya untuk mengatakan: “mobil dibuat (diciptakan) untuk bepergian.” “Telepon dibuat (diciptakan) untuk menelepon.” “Radio dibuat (diciptakan) untuk menerima sinyal radio” dll. Jadi, ketika Allah berkata bahwa kita “diciptakan [dibuat] untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan sebelumnya,” Ia bermaksud mengatakan bahwa Ia telah menciptakan kita dengan memberi kita kemampuan penuh, Ia telah menciptakan kita untuk tujuan itu, dan DNA dari natur kita yang baru adalah untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Ia persiapkan untuk kita lakukan. Melakukan pekerjaan baik adalah sesuatu yang secara alami kita lakukan bila kita hidup di dalam natur kita yang baru, karena kita memang diciptakan untuk melakukannya. Sebaliknya, tidak melakukan pekerjaan baik berarti kita tidak melakukan apa yang menjadi tujuan kita diciptakan. Hal itu sama seperti memiliki telepon yang tidak bisa digunakan untuk menelepon atau memiliki radio yang sudah mati.

Kita akan lebih memahami makna pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan untuk kita lakukan dengan melihat 1 Korintus 12. Di sana kita membaca:

I Korintus 12:27
“Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.”

Dan I Korintus 12:18
“Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.”

Setiap kita adalah anggota tubuh Kristus dan masing-masing anggota memiliki fungsi khusus yang diberikan oleh Allah kepadanya. Allah telah menetapkan kita di dalam tubuh dengan sebuah peran khusus sesuai yang dikehendaki-Nya. Dan sebagaimana dalam tubuh jasmani, yang bertanggung jawab memberi perintah kepada anggota tubuh adalah kepala atau otak, demikian pula dalam tubuh rohani. Yang bertanggung jawab memberi perintah adalah kepala, dan kepala tubuh rohani satu-satunya adalah KRISTUS (Efesus 5:23). Misi dari anggota tubuh Kristus sebagai anggota tubuh rohani adalah melakukan apa yang diperintahkan oleh Kepala. Bukan kita yang menentukan apa pekerjaan baik atau peran kita di dalam tubuh. Peran ini ditentukan oleh Allah sendiri dan peran itu telah Ia persiapkan bagi kita. Misi kita adalah melakukan pekerjaan-pekerjaan ini, menyadari apa peran kita, dan menjalankan peran kita sesuai dengan fungsi kita diciptakan! Bila kita mengabaikannya, dan memilih untuk menutup mata, maka misi kita tidak akan pernah diselesaikan. Saudara, saudariku, apa yang ingin saya katakan di sini adalah bahwa meskipun Allah telah mempersiapkan pekerjaan baik untuk kita lakukan dan meskipun Ia telah menempatkan kita di dalam tubuh Kristus dengan sebuah peran atau fungsi khusus, KITALAH yang harus melakukan pekerjaan-pekerjaan ini dan hidup di dalamnya ; KITALAH yang harus melakukan apa yang diperintahkan oleh KEPALA. Bila kita tidak melakukannya maka tak seorang pun yang akan melakukannya untuk kita. Apabila kita tidak memainkan peran kita di dalam tubuh Kristus, maka sama seperti tubuh jasmani menderita ketika beberapa anggotanya tidak berfungsi dengan baik, demikian pula tubuh Kristus akan menderita. Jadi, Kristus hanyalah Kepala dari tubuh. Dia yang memberi perintah, tetapi Dia bergantung pada anggota-anggota tubuh untuk melaksanakan perintah-Nya. Banyak orang menyalahartikan makna jemaat sesungguhnya dengan menganggap pekerjaan pelayanan atau pekerjaan yang telah Allah persiapkan itu sebagai tugas para pendeta atau yang mereka sebut sebagai para “profesional.” Sedangkan kita semua, yang bukan pendeta, misi kita hanyalah memenuhi bangku-bangku gereja pada setiap hari Minggu. Ini adalah pengertian yang salah. Di dalam firman Allah, tidak dibedakan antara pendeta dan orang awam. Yang disebutkan dalam firman Allah adalah bahwa ada satu tubuh dan masing-masing kita telah ditempatkan di dalam tubuh ini dengan sebuah fungsi khusus oleh Allah sendiri. Jadi, saudara saudari yang sedang membaca artikel ini, Anda memiliki sebuah fungsi khusus di dalam tubuh Kristus. Apakah Anda sedang melakukan apa yang telah Allah tetapkan untuk Anda lakukan di dalam tubuh Kristus, apakah Anda melakukan pekerjaan baik yang telah Ia persiapkan sebelumnya agar Anda hidup di dalamnya? Atau apakah Anda hanya menghabiskan waktu Anda untuk melakukan hal-hal duniawi (yang menghimpit Firman sehingga membuatnya tidak berbuah – Markus 4:19), karena beranggapan pekerjaan pelayanan hanyalah tugas pendeta atau para profesional? Bila Anda tidak melakukan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk Anda lakukan ketika menciptakan Anda, ketika Ia menempatkan Anda pada tubuh, maka tidak ada yang akan melakukannya. Anda adalah unik di dalam tubuh Kristus, sama seperti setiap anggota tubuh Anda yang adalah unik dan sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, bila Anda belum menemukan apa yang telah Allah persiapkan untuk Anda lakukan, Anda benar-benar perlu berusaha untuk menemukannya. Anda harus meninggalkan sofa tempat Anda duduk dan mencari Tuhan. Sekaranglah waktunya Anda berkata kepada-Nya: “Ini aku Tuhan. Apa yang Engkau ingin agar aku lakukan?” Bagaimanapun, Dia adalah Tuhan kita, Bos kita, Tuan kita, yang berarti Dialah yang menjadikan semua orang yang mengakui-Nya Tuhan, sebagai hamba-Nya. Selain itu, perhatikanlah bahwa: pelayan di dalam Alkitab berbakti sepenuhnya kepada Tuhannya; tidak ada pelayan paruh waktu dalam Alkitab. Mereka adalah pelayan 24/7 (24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu), mereka adalah para budak, sebagaimana makna asli kata tersebut dalam bahasa Yunani (”doulos”). Jadi, tidak melayani Sang Tuan hanya berarti satu hal: Dia tentu bukan Tuan Anda!

Allah telah menciptakan kita, membuat kita siap, memampukan kita sepenuhnya untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Ia persiapkan untuk kita lakukan. Tetapi, Anda sendiri harus membuat diri Anda tersedia; Anda perlu mempunyai kerinduan untuk hidup di dalamnya. Bila Anda tidak menjadikan diri Anda tersedia bagi Tuhan, maka tidak ada yang akan terjadi. Dalam hal ini, Anda hanya akan menjadi anggota tubuh yang sekalipun berada pada tubuh namun tidak dapat berkomunikasi dengan kepala. Anggota tubuh seperti ini adalah anggota tubuh yang sakit, yang tidak dapat berfungsi dengan baik. Gambaran sebaliknya – gambaran tubuh, anggota tubuh dan kepala yang dipaparkan dalam 1 Korintus 12 – adalah gambaran anggota tubuh yang sehat yang segera bereaksi begitu datang perintah dari Kepala. Anggota tubuh seperti itu menggambarkan abdi Allah yang terus mengarahkan pandangannya kepada Sang Kepala demi untuk mengetahui apa yang Kepala ingin agar ia lakukan, lalu ia segera bereaksi sesuai dengan perintah-Nya tanpa sedikit pun keraguan. Anggota tubuh seperti itu menggambarkan seorang kristiani yang menjalankan dan melakukan pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan untuk ia lakukan, yang menghasilkan buah serta tidak mengizinkan Firman Allah yang telah dimilikinya dihimpit oleh kekhawatiran dunia, oleh tipu daya kekayaan dan oleh keinginan-keinginan akan hal lain (Markus 4:19). Allah ingin agar kita menjadi orang-orang kristiani seperti itu. Orang-orang kristiani yang menghasilkan buah dan yang melaluinya Bapa kita dimuliakan. Sebagaimana dikatakan-Nya dengan jelas kepada kita:

Yohanes 15:1-8
“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”

Menghasilkan buah hanya dapat terjadi apabila kita tinggal pada pokok anggur, apabila perkataan Yesus yaitu Firman Allah tinggal di dalam kita atau hidup di dalam kita secara nyata. Namun, seperti dikatakan dalam ayat-ayat di atas, seorang yang sudah percaya punya kemungkinan untuk tidak tetap menempel pada pokok anggur. Apa yang akan terjadi apabila orang ini tidak bertobat dan kembali menempel pada pokok anggur? Tuhan kita tidak meninggalkan sedikit pun ruang untuk keraguan:

“Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”

Perkataan yang sangat menyedihkan yang seharusnya kita tanggapi dengan serius. Seperti yang jelas dari ayat-ayat tersebut, tinggal pada pokok anggur sama sekali bukan sesuatu yang sifatnya opsional bagi seorang percaya; bukan sesuatu yang bisa ia pilih mau dilakukan atau tidak dan tidak masalah kalau memilih untuk tidak melakukannya. Sama sekali tidak demikian, karena Allah berkata, mereka yang tidak tinggal pada pokok anggur akan “dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar”! Ini mungkin mengagetkan bagi banyak orang, tetapi inilah yang tertulis dengan sangat jelas dalam Firman Allah dan masih ada banyak ayat yang isinya serupa dengan itu dalam Perjanjian Baru (lihat kitab terkait pada situs saya)!

Dengan menanamkan pemahaman ini dalam benak kita, marilah kita berusaha untuk hidup sesuai dengan tujuan kita diciptakan, untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan bagi kita, untuk dengan segala kerendahan hati bekerja bagi kemuliaan Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus.

Anastasios Kioulachoglou.